Pengamen

Di sisi area parkiran lembah UGM, berderet-deret orang duduk santai, sesekali nyemel dan minum. Dari ujung selatan seorang bapak tidak terlalu tua dengan gitar 'tuanya' mengamen pada setiap orang yang duduk diurut satu persatu.

Tidak lama berselang, ketika si Bapak itu hampir pada giliran saya, saya pun tetap saja dengan khidmat membaca sebuah koran,--dan sy perhatikan, hanya di tangan saya yang ada koran, sedang di tangan-tangan orang lain di deretan itu adalah sebuah sosis, bakso tusuk, roti, es crem, dll--yang mereka nikmati.

Saya diam cermat pada muka koran. Si Bapak menghampiri saya, ia ragu-ragu saat hendak metik gitar tepat di hadapan saya.

"Jrengg.." suara gitar pertama. "Permisi.." kata si Bapak kemudian, lantas melanjutkan nada sumbangnya di antara tempat duduk saya dan dua muda-mudi di samping saya. Saya pun tetap khidmat dengan koran saya. Maka perlahan-lahan si Bapak pun berpindah mendekati muda-mudi di sisi saya. Terus, terus, dan terus si Bapak itu berturut-turut menyanyikan lagu sumbang pada setiap orang hingga ke ujung sana.

Pertanyaan saya kemudian adalah, berapakah penghasilan si Bapak Pengamen itu dalam sehari ini? Dan berapa pula penghasilan Penjual Koran dalam waktu yang sama?

Yogyakarta, 3 Januari 2016 

0 comments: