Tiga Langkah Memilih Pasangan

Oleh: Marsus

Keniscayaan seorang perempuan dan laki-laki adalah saling melengkapi. Tuhan mengaturnya dengan cara perjodohan atau pernikahan. Dalam menentukan pasangan, seseorang sering kali melampaui pahitnya perbedaan. Sehingga ketika terpaksa menjalani pernikahan tanpa dasar kasih sayang dan kometmen yang kokoh, maka konsekuensinya adalah perceraian. Pada saat inilah pernikahan yang esensinya saling melengkapi dan meraih kebahagiaan terkadang akan pudar, bahkan bisa berbuah dendam dan permusuhan.
Memilih pasangan adalah hal utama sebelum memutuskan menikah. Buku ini memberikan gagasan dan langkah dalam memilih pasangan. Secara konseptual terdapat tiga poin penting yang perlu dilakukan. Pertama, Mirroring, merupakan tahap awal bagaimana seseorang mengenal diri sendiri sebelum mengenal orang lain atau pasangan (hlm.11). Artinya sebelum memilih seorang pasangan, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa kelebihan dan kekurangan diri kita sendiri, apa yang menjadi potensi dan kebutuhan kita? Dengan mengenali diri terlebih dahulu, maka akan lebih mudah memilih pasangan hidup yang sesuai dengan diri kita.
Kedua, Matching, mengenali pasangan. Proses ini adalah upaya mencocokkan diri kita dengan pasangan (hlm.12). Kelemahan dan kelebihan yang melekat dalam diri seseorang supaya bisa sempurnah ketika bersatu dengan pasangan. Ia dapat mendukung dan menguatkan potensi yang dimiliki. Pasangan yang dipilih bisa saling menutupi kekurangan masing-masing. Sehingga pernikahan benar-benar akan menuai keberkahan.
Ketiga, Completing, merupakan tahap terakhir atau penyelesaian. Pada tahap ini seseorang dan pasangannya bisa saling meyakinkan dan menutup keraguan yang mungkin terjadi. Tahap ini menuju pada langkah serius dimana keluarga masing-masing sudah harus dilibatkan (hlm.13). Dengan keyakinan yang kokoh antara seseorang dan pasangannya, maka akan mendorong keluarga untuk mendukung niat baik menuju pelaminan.
Terlepas dari tiga konsep di atas yang bersifat jasmaniah, kita juga perlu ikhtiar secara batiniah. Dalam arti melihat kecocokan pasangan bukan saja melalui sudut pandang materiil, tetapi juga melalui mata batin kita dengan beristikhara, meminta restu dan keberkahan pada Yang Maha Pengasih. Buah dari ikhtiar ini adalah kemantapan hati dan keteguhan prinsip serta tanggung jawab dalam menjalani hidup bersama pasangan.
Ikhtiar menjadi bagian terpenting, karena pernikahan adalah langkah terakhir dalam mengakhiri kesendirian (jomlo) dan merupakan awal menjalani hidup dengan pasangan. Oleh karena itu pertimbangan mendalam sebelum melakukan akad nikah ada baiknya melakukan istikhara dengan pikiran baik dan logika seimbang (hlm.145). Memutuskan menikah tidak semata hanya karena kepentingan tertentu, karena pasangan cantik atau tampan dan kaya, atau karena paksaan orang tua.

Tujuan pernikahan hakekatnya adalah menyempurnakan ibadah, bukan semata karena nafsu cinta belaka. Dengan pernikahan seseorang dapat meraih kesenangan lahiriah maupun batiniah. Ia sebagai salah satu media untuk meraih ridha Allah.
Diskripsi buku:
Judul: Jodoh Pilihan Hati
Penulis : Ikhsanul Kamil & Foezi Citra Cuaca
Penerbit: Mizania
Cetakan: I, Maret 2017
Tebal: 237 hlm
ISBN: 978-602-418-099-7

Sumber: Radar Surabaya, 23 Juli 2017.

0 comments: