Tentang Ojek Online dan Merk HP

dok.pribadi: Screenshot booking Grab
Suatu ketika, saya, mas Agus R. Sarjono, dan Mahwi Air Tawar selepas acara di Badan Bahasa Jakarta hendak ke Depok. Seperti hari-hari sebelumnya, di ibukota yang sudah tak heran lagi macetnya, kami kerap mensiasati dengan gonta-ganti grab mobil atau motor, tentunya sesuai situasi dan kondisi jalan yang hendak kami tuju.

Siang menjelang sore itu, mas Agus dengan handphone Iphonenya mengatakan, bahwa grabcar sudah ia booking. Baiklah kami menunggu beberapa saat. Tapi sayang, penantian itu menjadi sia-sia ketika tau kala itu baterai HP mewah mas Agus ngedrop, dan harus dicas dan ditinggal. Tentu saja, driver grab tidak bisa menghubungi. Singkatnya, mas Agus gagal mendapatkan driver.


Sejak itu pun sebenarnya saya mencoba, membuka aplikasi grab dan gojek, mencari driver. Namun sulit medapatkan, tersebab sinyal di lingkungan Badan Bahasa untuk kartu yang kami pakai amat sulit.

"Punya Mahwi bagiamana, bisa?" Begitu kira-kira pertanyaan Mas Agus.

"Belum, Mas!" Jawab Mahwi.

Waktu itu pun saya juga mencoba. Meski sempat bisa, dan tinggal booking, namun tidak langsung dibooking. Khawatir kalau sama-sama berhasil antara saya dan Mahwi. Setelah beberapa kali punya Mahwi dan mas Agus belum berhasil, saya pun unjuk bicara.

"Ini punya saya bisa! Bagaimana, mau dibooking?" Mahwi dan Mas Agus serentak mengiyakan, sumringah, karena terhitung sudah lama kita menunda perjalanan.

Baiklah, saya klik 'booking.' Isyarat pencarian driver di layar HP berlangsung.

Ckreekk!

Berhasil mendapatkan driver.

"Ini sudah berhasil." Ujar saya dengan gembira. Mas Mahwi dan mas Agus pun tampak senang.

"Samsung siiiihhh...!" Lanjut saya, sambil melirik penuh intrik pada merk HP Mas Agus dan Mas Mahwi. Sebelum-sebelumnya kami memang sering saling intrik soal keunggulan dan kelemahan HP yang kita gunakan.

"Duh, duh...!" saya panik seketika saat melihat tanda di HP, bahwa yang dibooking bukan grab mobil, tapi grab motor.

"Waduh, keliru ini, bookingnya malah motor!" Kata saya buru-buru mencensel.

Keduanya itu tersenyum kecut pada saya.

"Samsung siiih. Samsung memang untuk nyewa motor, bukan mobil." Celetuk Mas Agus ngledek saya. Saya mati kutu seketika. Ini akibat salah pencet, jadi fatal, pikir saya.

Hahaha..

Mereka tertawa meledak-ledak. Terus ngledek saya. Saya pun akhirnya ikut tertawa karena tak bisa menahan geli.

Kami pun kembali berjuang, mencari sinyal, mengoprasikan aplikasi grab mencari driver. Mahwi dengan tab-nya kulihat terus mengotak-atik. Entah sedang apa.

"Gimana, Wi? Bisa?" Tanya Mas Agus.

"Belum, Mas!" Jawabnya. Dahinya mengernyit.

"Lenovo siiiih..." celetuk saya balas ngledek.

"Nah, ini.., ini.., punyaku sudah shercing driver. Semoga saja drivernya cewek....!" Kata saya dengan harap-harap cemas, takut kalau gagal. Jika gagal, pastilah diledek balik.

Creekk... Berhasil..!

Hahaha...

Mahwi malah tertawa. Ia melihat layar HPku muncul nama "Fulan" yang itu adalah nama ayahku.

Saya pun spontan ikut tertawa. Bagaimana tidak! Mengharap dapat driver cewek, eh malah dapat cowok dengan atas nama persis sama dengan nama ayah saya.

Tak apalah, kami berangkat dengan driver atas nama ayah saya ke Depok.

Berkali-kali, setiap saya dan Mas Mahwi mau booking grab, selalu berharap dapat driver cewek. Bukan niat apa-apa, hanya sekader biar ada pengalaman saja. Mungkin saja bisa berbagi cerita mengapa memilih bekerja di ojek online.

****

Setelah beberapa hari kemudian, setelah wira-wiri dengan berbagai urusan, saya dan Mahwi berkunjung dan bermalam di rumah Mas Agus di Bandung, lantas ke Tangerang ke rumah Mahwi, dan akhirnya kembali lagi ke Depok (ke rumah atau Kantor Penerbit Komodo), --siang menjelang sore itu saya hendak balik ke Yogyakarta.

Nah, sore itu, karena Mahwi tidak bisa mengantar saya ke pemberhentian bus--karena ada janjian lebih awal dengan rekannya, sehingga saya lagi-lagi harus memakai jasa ojek online. Saya pun memesannya. Jleeb..., tanpa diduga, saya benar terhenyak saat dapat driver gojek cewek. Padahal saat itu saya tidak menginginkannya, sebab barang bawaan saya amat berat dengan satu kardus besar berisi buku.

Akhirnya, dengar terpaksa,--yang rencana mau meminta bantuan driver gojek agar dapat membantu saya mengangkat barang bawaan, dibatalkanlah karena driver tersebut perempuan. Saya pun angkat sendiri dengan penuh semangat kardus itu meski sangat berat.*

Depok, 2016

0 comments: