dok pribadi. |
Ya, memang buku cetakan yang perteman--yang keliru teknis itu--saya titipkan dikontrakan teman untuk beberapa saat, karena saya memang sedang pindah-pindah kos saat itu. Siapa sangka, ternyata seorang teman ternyata ada yang usil menganbil dan memotret buku tersebut, dengan mencamtumkan harga Rp2000, kemudian disebar dibeberapa grup medsos (saya tidakengetahui sendiri kejadian itu, ini berdasar cerita teman se kosannya). Menurutnya, bahkan ada beberapa orang yang bertanya dan berkehendak membeli buku itu. Bagaimana tidak, buku yang saya bandrol dengan harga Rp45.000, lalu dihargai Rp2000?
Saya kurang paham, apa sebenarnya maksud dan tujuan orang itu melakukan hal tersebut. Jika pun karena iseng, tetapi seharusnya berfikir lebih jauh--bagaimana tindakannya itu? Jika pun kepepet karena tidak punya uang, bisa saja dia mencari pinjaman (bahkan, misal pun memang benar karena kepepet, jika terus terang, saya akan dengan senang hati membelikan makanan dengan gratis).
Kabar-kabarnya, buku yang ia foto dan diiklankan di beberapa medsos banyak yang merespon, --mungkin karena amat murah. Malahan, ada satu teman yang sempat membelinya dengan harga tak layak itu. Kalau promosi jualan itu benar-benar terjadi secara luas, sungguh sangat disayangkan.
Jogja, awal Januari 2017.
0 comments:
Post a Comment