Arsip pribadi |
Di olx saya pikir adalah tempat paling tepat untuk cari leptop dengan harga murah, karena biasanya ada pemilik leptop yang sedang butuh uang mendadak, dan menjualnya dengan cepat.
Tak ayal saya pun menemukan merk leptop yang saya cari, Asus X555i (Core i5). Saya pikir dengan uang paspasan spek leptop tersebut sudah bagus dan cocok untuk kebutuhan saya (mendesain buku, cover, dll, dengan aplikasi corel, photosop, indesign dll. Harga leptop tersebut amat sangat murah bagi saya Rp2.450.000, mengingat tipe dan barangnya yang sangat mulus.
Ketika itu pun saya langsung chat si pemilik akun atau orang yang mengiklan leptop Asus tersebut via menu chating Olx, namun saat itu tidak kunjung dibaca dan tidak dibalas-balas oleh yang bersangkutan. Saya coba beberapa kali nge-chat pemilik akun olx itu, namun tetap tidak ada balasan. Saya anggap, pun leptop itu sudah pasti laku terjual. Lagipula saat saya lihat jam diiklankannya sudah sekitar satu jaman yang lalu. Barang bagus begitu dengan harga murah, biasanya memang langsung tak berumur lama untuk diboyong pembeli via Olx.
Oke, baiklah, akhirnya saya menyerah. Saya cari iklan yang lain saja. Dan tepat pada sore itu saya berangkat ke Cilacap untuk mendiskusikan buku novel selama dua hari dua malam.
Hampir setiap menit disela waktu saya rajin membuka olx. Saya tak mau ketinggalan jika tiba-tiba ada orang yang mengiklankan leptop dengan harga murah.
Dua hari dijalani, sore harinya sepulang dari acara, di dalam mobil saya tak henti mengotak-atik olx. Niatnya satu, yakni mencari leptop bagus dengan harga murah.
Betul, saat itu ada salah satu iklan leptop Asus Z400 yang tayang hanya dengan Rp1.500.000 (yang saya lihat paling dahulu memang harganya, baru speknya, mengingat uang terbatas.he).
Wah, saya benar-benar ambisi mendapatkan leptop tersebut. Saya lihat jam aplodnya, masih 40-an menit yang lalu. Saya langsung chat si pemilik iklan di olx, tapi sayang belum dibalas, hingga berpuluh-puluh menit. Saya mengotak-atik aplikasi olx saat itu. Mencari nomor HP si pemilik iklan, namun sayang, tidak saya temukan. Bisanya hanya menghubungi melalui menu chating yang disediakan Olx.
Lantas, saya kembali bertanya, masak iya aplikasi olx yang baru ini tidak menampilkan nomor si pilik akun? Saya pun cari-cari info di google, karena saya penasaran dan kebingungan, bagaimana cara mengetahui nomor hp pemilik iklan tersebut?
Singkat cerita, akhirnya saya berhasil menemuka solusi kebingungan itu, yakni setelah mengupdate/memperbarui aplikasi olx--sebelum-sebelumnya di olx memang sering ada penawaran untuk update aplikasi, namun saya tolak.
Hanya denga waktu beberapa menit setelah saya mengupdatenya, saya buka lagi olx, dan benar manfaatnya jelas, ada menu baru, yakni tombol "hubungi pemilik akun, baik via telpon (menelpon) sms, maupun chating," dengan itulah nomor si pemilik akun (Lenovo Z400) saya hubungi. Namun, sayang belum juga mendapat balasan. (Cerita pada bagian ini, sebenarnya saya salah baca, yang ternyata Lenovo Z400 itu dijual dalam kondisi matot alias mati total. Namun saya kurang jeli membaca karena terburu-buru). Next....
Sambil menunggu balasan, saya terus menjelajahi mencari iklan leptop di olx. Aih, tak disangka-sangka saya menjumpai iklan Leptop Asus X555i yang saya damba-dambakan tempo hari (saat itu nomor pemilik akunnya juga belum bisa tampil, karena aplikasi belum saya update). Lantas saya coba-coba kirim pesan--meski pikir saya itu sudah sia-sia--sebab barangnya sudah pasti laku karena sudah selang dua hari.
Akan tetapi..., ahai.., tak perlu menunggu lama setelah saya kirim sms bertanya ketersediaan Asus X555i, si pemilik akun cepat membalas, tapi dengan nomor lain. Dalam balasan sms tersebut, Ia mengatakan leptopnya masih ada.
Wah, bayangkan saja, betapa bahagia saya akan mendapatkan leptop bagus dengan harga murah. Saya langsung respon terus, bahkan saya sempat kehabisan pulsa, sehingga harus membelinya dulu.
"Gmn, mas, jadi kapan ke sini?" Begitu kira-kira desaknya pada saat saya lambat membalas karena masih beli pulsa.
"Sekarang saya berangkat ke sana, mas." Jawab saya.
"Ok, mas, soalnya juga ada yang mau lihat. Nanti cepat-cepatan ya." Katanya.
"Waduh, mbok ditahan dulu, mas, buat saya. Saya pasti ok sesuai yang iklankan." Jawab saya, takut kalau lebih keduluan orang. Lagipula lokasi saya ke lokasi tujuan (Jogja ke Muntilan) lumayan jauh, kisaran satu jaman.
"Kalau mau dibayarin dulu, apa di DP dulu aja mas, soalnya saya jga butuh buat biaya oprasi istri saya." Balasnya.
Loh, saya sedikit heran, padahal saya sudah bilang otw.
Membaca balasan tersebut, saya sudah mulai tak enak hati. Kecurigaan mulai muncul. Memang, alasan diiklan yang menjual leptop karena berdalih BU (butuh uang) untuk biaya oprasi istrinya. Tapi, logika saya, apa iya minta DP dulu, padahal saya sudah akan berjumpa.
Oh, mungkin saja logika dia biar saya mengerti, bahwa siapa yang cepat, dapat. Datang lambat, tapi lebih dulu men-DP--mungkin maunya dengan transfer, maka leptop akan jadi milik saya.
Saya coba langsung telpon orang tersebut untuk memperjelas. Ia terima, namun tidak bicara. Lantas saya telpon lagi, masih saja dia tidak bicara. Setelah telpon terputus, ia baru balas, katanya mic hp nya rusak, jadi tidak bisa menangkap suara.
Di sini saya mulai curiga. Saya pun analisis lebih jauh. Pertama, dia balas sms saya pakai nomor lain. Jadi ada dua nomor yang saya ketahui. Saya simpan semua, saya lihat ketersediaan dalam WA, namun dia tidak menggunakan WA.
Kedua, iklan itu diposting sudah dua hari yang lalu, masak iya masih belum laku dengan harga murah begitu? Pikir saya. Ketiga, saya cek lagi akunnya, saya lihat orang yang sudah melihat iklannya, ternyata sudah lebih dari 225 orang yang melihat. Saya juga lihat jumlah orang yang menghubunginya, ternyata sudah puluhan ke atas (lupa jumlah tepatnya). Nah, semakin kuat keyakinan saya bahwa orang itu terindikasi untuk menipu.
Beberapa menit kemudian, saya kirim sms lagi. Saya bilang kalau saya sudah sampai di lokasi yang dia tunjukkan dalam iklannya, (meski sebenarnya, saya gagalkan untuk berangkat).
"Mas, saya sudah sampai di belakang RSUD Muntilan, lalu kemana ini rutenya." Sms saya, pura-pura.
"Sudah laku mas," jawabnya singkat. Saya pun tak mengubris lagi. Saya biarkan saja.
***
Dua hari kemudian, saya ceritakan hal itu kepada seorang teman. Lalu dia mencoba kirim sms ke nomor yang bersangkutan. Menanyakan leptop yang tempo hari hendak saya beli, tapi katanya sudah laku.
Owalah, ternyata dia balas dengan nomor lain juga, dan menjawab, bahwa leptopnya masih ada.
"Masih, mas. Silahkan langsung ke lokasi." Teman saya diminta langsung datang ke lokasi (palsu) yang ditunjukkan...
Keberlanjutannya, tidak jauh berbeda dengan modus yang dia lakukan pada saya pada hari sebelumnya.*
Catatan:
Saya menulis catatan ini, tak ada niat apa-apa, hanya sekadar berbagi pengalaman dari berbagai modus yang dilakukan oknum tertentu untuk mengelabui orang. Agar supaya lebih berhati-hati dan waspada. Semoga bermanfaat.
Jogja, akhir Januari 2017.
0 comments:
Post a Comment